Menyusul kemarahan atas pemakaman pelacur besar yang memalukan di Katedral St Patrick di New York pada tanggal 15 Februari, rektor menyatakan bahwa dia juga ikut merasakan kemarahan atas "perilaku memalukan" mereka yang hadir.
Pendeta Enrique Salvo memastikan dalam sebuah pernyataan pada 17 Februari bahwa ia telah memimpin Ekaristi Tobat yang "tepat" atas arahan Kardinal Timothy Dolan (yang oportunis). Imam itu tidak memberikan informasi lebih lanjut, seperti mengapa Ekaristi yang diduga dilakukan secara rahasia.
Salvo mengklaim bahwa dia "tidak mengetahui" rencana pemakaman tersebut.
Namun sebagai rektor, sudah menjadi kewajibannya untuk mengetahui apa yang terjadi di katedralnya. "Saya tidak tahu apa-apa" adalah frasa yang biasa digunakan oleh para pendeta untuk menghindari tanggung jawab.
Pernyataan Pendeta Salvo dirilis oleh Joseph Zwilling, direktur komunikasi Keuskupan Agung New York, yang memprotes: "Kami tidak melakukan pemeriksaan latar belakang terhadap orang-orang yang datang …Selebihnya